Bira, kujatuh Cinta (1)


Bira? Si-apa itu? Oke baiklah, mari kita berkenalan dengan si Bira ini ya. Kalian yang udah sampai ke postingan ini pasti sedang berusaha mencari informasi tentang Bira kan ya? Oke, oke~ aku akan berbagi informasi tentang si cantik ini ya.
Kenalan dulu ya~ 
Bira ini salah satu pantai yang ada di Bulukumba, Makassar-Sulawesi Selatan. Makassar udah kenal pasti ya? Nah Bulukumba itu dimananya Makassar? Hehe. Alhamdulillah banget ya jaman sekarang udah ada GPS, jadi kamu bisa dengan leluasa mengecek keberadaan si Bulukumba. Gimana udah ketemu?
Bulukumba adalah salah satu kabupaten di Sulawesi selatan. Jarak Makassar menuju Bulukumba menempuh kurang lebih 4 jam perjalanan. Itu pun saat malam hari yang nggak terlalu ramainya, entah kalau siang hari ya/. Tapi jalanannya bagus kok, jangan khawatir akan hal-hal yang memabukkan. 
ke sana, naik apa?
Transportasi ke sana cukup banyak kok, ada Bus atau angkutan umum lainnya. Tarifnya bisa kamu tanyakan langsung ya, aku tidak terlalu paham. Sebab perjalananku ke sana saat itu bersama saudara yang menggunakan mobil pribadinya. Selain lebih hemat dan nyaman juga bisa semena-mena. Tapi jangan khawatir kok, yang menciptakan kenyamanan kan diri kita sendiri ya nggak? atau nggak, kalau kamu rombongannya banyak langsung aja nyewa mobil.
Well, setelah tiba di Bulukumba kamu nggak langsung sampai ke pantai Tanjung Bira loh, what? Yes. Kamu mesti menempuh perjalanan sekitar 30-menitan lagi buat tiba tepat di Tanjung Bira. Jadi mesti sabar dulu ya. Nikmatin aja dulu kota Bulukumba yang cantik. Kotanya rapi dan kalau malam cantik banget loh, lampunya warna-warni. Tata kotanya juga indah, meski kota kecil tapi Bulukumba nyaman banget loh sepertinya.
Sebelumnya kami berniat menginap di Bulukumba saja, lalu esok hari baru ke Tanjung Bira. Namun gagal karena tidak menemukan penginapan yang sesuai. Akhirnya kami pun langsung menuju Tanjung Bira di tengah malam yang sunyi. Sebenarnya ide untuk menginap di Bulukumba bukan hal baik, ya bisa dibayangkan jika penginapan terlalu jauh dengan tujuan, kan ribet sendiri. Mana mungkin mesti standby di pantai sepanjang hari, istirahat juga perlu.
Perjalanan menuju pantai dari Bulukumba kita akan melewati jalanan yang cukup sepi malam sih soalnya dan juga banyak hutan. Kalau masalah jalannya baik atau nggak, sejauh ini yang kurasakan jalannannya nggak bolong-bolong kok, mulus!
Berhubung waktu itu malam hari, maka aku tidak melihat sedikit pun pantai. Semua gelap dan terasa biasa. Setiba di sana, ada penjaga loket yang akan kalian temui. Biasanya di pungut bayaran sekitar 5000/orang. Dan mereka juga biasanya bersedia untuk mengantar kamu menemukan penginapan. Saat itu, kami dipandu oleh mereka menuju penginapan sekitar.
Tidak semudah menemukan keindahan pantainya, kami berjuang cukup lama untuk bisa tidur dengan cukup pada dini hari kala itu. Daeng (panggilan khas untuk kaum lelaki yang lebih tua) yang mengantar kami, mengajak ke salah satu penginapan yang menurutku cukup jauh dari gerbang. Jalanannya pun mendaki dan cukup berliku. Tiba di sana, kami merasa tidak cocok dengan penginapan yang ditawarkan. Tarif yang ditawarkan kurang sesuai dengan fasilitas yang ada. Akhirnya kami pun mencari lagi yang lain. Penginapan di sini sangat banyak. Hampir dimana-mana, wah penduduk sini tahu aja ya potensi si Bira ini.
 nginap di mana?
Oh ya, kami sempat googling juga tentang penginapan yang keren di sini. Amatoa resort, namanya. Yang kami kira mendapatkan kamar di sana mudah sekali, kenyataannya? Pahit, guys. Semua kamar penuh dan sampai besok-besok mungkin. Soalnya mereka cuma punya 7 kamar dan yang booking banyak banget. Jadi bersyukurlah bisa menginap di sana. Ya kalau masalah harga ya lumayan banget ya bisa mencapai jutaan, tapi itu semua sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan. Jadi kalau kalian berniat banget buat ke sini, bisa booking online kok. Tenang, selalu ada harapan kok..
Akhirnya kami pun memilih penginapan yang ternyata sangat dekat dengan pintu masuk dan pantainya, yey~ meski sebelumnya udah keliling nggak karuan. Alhamdulillah ya ketemu tempat buat melepaskan lelah selama perjalanan. Namanya Wisma Bahari, tinggal beberapa langkah aja udah sampai pantai. Wismanya kos-kosan banget guys, jadi ya kayak kos-kos. Di sini ada 8 kamar, 4 di lantai bawah dan 4 di lantai atas. Tiap kamarnya ada dua ranjang atau 1 ranjang besar, AC, meja, kursi, dan kamar mandi. Ya, cukup lumayan dan layak untuk tidur malam ini. Tarifnya 350ribu/malam.
Pagi menyambut kami dengan rintik gerimis dan mendung yang melingkupi Bira. Tapi karena rasa penasaran yang sejak malam sudah mendiami, dengan jaket dan kamera di tangan aku pun melangkah pergi. Awalnya bingung di mana sih pantainya. Haha. Karena malam itu tidak sedikit pun melihat pantai atau pun mendengar ombak. Dengan insting, ku melangkahkan kaki. Tipsnya? Lihat aja kemana orang-orang pergi. Dan yey~ ternyata jalan yang kutempuh terlalu jauh dari yang seharusnya.
Apa? Mana indahnya? Komentar jelek yang kuucap seakan menjudge Bira selamanya. Ah, mianeee~~ Bira.
bagaimana perjalananku selanjutnya? see next chapter ya!
©menciptajejak.
 
Midwife, Travel enthusiast, Alumni Nusantara Sehat Batch 3 2016, Duta Nusantara Sehat

0 Response to "Bira, kujatuh Cinta (1)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Night Mode